Langsung ke konten utama

Tuhan Selalu Mencintaiku

#BERANI LEBIH BERBUAT SESUATU 

“PHK atau pemutusan hubungan kerja” itulah kata sakti yang membuat hidup kami sekeluarga berubah, setelah bekerja beberapa tahun akhirnya suamiku dibebas tugaskan dari pekerjaannya dengan alasan adanya perampingan dikantor. Dengan usia yang sudah tidak lagi muda dimana persaingan pencari kerja dengan tenaga fresh graduate juga semakin banyak, maka tak heran bila ayah dari ketiga anak anakku ini tidak mudah untuk mencari pekerjaan. Tapi asap di dapur rumah kami ini harus mengepul setiap hari dengan tiga mulut anak anakku ditambah dua mulut dari aku dan suamiku yang harus diisi setiap hari, membuat aku harus bergerak lebih gesit agar perut anak anakku kenyang ketika mereka tertidur dimalam hari. 

Dengan bekalku sebagai seorang karyawan swasta yang hanya mendapatkan gaji yang bisa bertahan hingga tengah bulan, aku mencoba untuk berbuat lebih dengan berjualan online yang tidak membutuhkan modal besar untuk memulainya. Aku sangat berterima kasih pada ibuku yang telah membesarkan aku dengan tangan bajanya sebagai seorang single parent membuat aku lebih mandiri dan tidak cengeng dalam menghadapi persoalan hidup ini meskipun kadang ketika dimalam hari, ketika anak anakku sudah tertidur pulas, sering pula airmataku berlinang membasahi pipi, tapi aku harus kuat, aku harus berjuang demi anak anakku. 

Aku yakin Tuhan sangat mencintaiku, sejak kecil aku telah mendapat ujian yang bertubi tubi dari Tuhan Yang Maha Esa, mulai kelas 3 SD aku tidak lagi mendapat kasih sayang dari seorang ayah, karena ayahku meninggal pada saat kecelakaan lalu lintas yang menimpanya, sampai 18 tahun kemudian ketika aku hendak melangsungkan pernikahan, tiba tiba saja ibuku ambruk dimalam midodareni karena kelelahan, satu hari sebelum aku melakukan ijab kabul, hingga akhirnya ibuku meninggal sehari setelah aku menikah, aku benar benar terpukul dimana dihari seharusnya aku bisa menikmati kebahagiaan bersama seluruh keluargaku, dihari itu pula aku harus berduka karena kehilangan ibuku, tapi aku yakin Tuhan sangat mencintai aku. 

Seperti saat ini, ketika kembali keluargaku mendapatkan cobaan itu, kami sangat bersyukur memiliki teman teman dan saudara yang baik yang bersedia mendukung kami untuk kembali bangkit dari keterpurukkan. Apapun aku lakukan mulai dari menjajakan kue kering bikinan tetangga, menjual kerudung lukis titipan temanku, berjualan baju hingga membantu suamiku berjualan makanan dipinggir jalan raya semua kulakoni tanpa rasa malu, buat apa malu ? Semua yang kulakukan itu adalah halal, meskipun tidak jarang pula banyak yang mencibir pada apa yang kulakukan ini, tapi semua ini kuanggap sebagai cambuk buatku agar lebih bersemangat dalam berjuang membesarkan anak anakku. 

Tanggung jawab membesarkan anak anakku ada dipundak kami hingga mereka dewasa kelak, dan sampai saat ini aku masih berjuang, masih banyak hal yang ingin aku lakukan untuk anak anakku agar mereka merasa bangga dengan apa yang telah aku lakukan untuk membesarkan mereka hingga dewasa nanti. Melalui tulisan ini pula aku ingin menunjukkan pada anak anakku bahwa aku bisa berbuat lebih hanya untuk mereka melalui coretan penaku yang merupakan sebuah kesempatan yang harus aku ambil. 

Seperti yang sering ibuku katakan kesempatan itu ibarat kuncung si kepala botak, bila kita tidak gesit menangkap kuncung tersebut maka lepaslah harapan kita untuk mendapatkannya 

https://www.facebook.com/sallydavids

https://twitter.com/gadisarizkya

tulisan ini diikut sertakan dalam kompetisi tulisan pendek #BeraniLebih yang diadakan oleh Light of Women

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SINOPSIS ASHOKA SAMRAT - 15 MEI 2015

SINOPSIS Chakravartin Ashoka Samrat - 15 MEI ANTV by. Sally Diandra  Tabib sedang membuat ramuan yang sangat special dan teringat ketika Justin mengatakan bahwa dirinya bisa membalas dendam, saat itu Dharma sedang membuat ramuan dikamar Maharaja Bindusara, sedangkan Ashoka berusaha melepaskan diri dari ikatan tali yang mengikat tubuhnya, dia berhasil lolos dan keluar dari kamar Acharaya, ketika menyelinap kesebuah ruangan, Ashoka melihat ada dua orang laki laki yang sedang melumuri panah dengan sebuah ramuan yang bisa membunuh siapapun juga, Ashoka mengambil anak panah dan busurnya kemudian berjingkat keluar tanpa sepengetahuan mereka, orang yang dilihat oleh Ashoka adalah sang tabib dan salah satu prajurit “Sekarang, panah ini bisa digunakan untuk membunuh !” ujar sang tabib.  Lolosnya Ashoka diketahui oleh para prajurit, mereka langsung mengejar Ashoka masuk kedalam hutan, Ashoka berlari sangat kencang kemudian memanjat sebuah pohon dan bertahan diatas sana “Kita ...

Bila saatnya Tiba - Review

Beberapa hari kemudian atau tepat setelah 40 hari kematian ayah Jodha, pesta pernikahan antara Jodha dan Jalal akhirnya terwujud, pesta yang berlangsung sangat sederhana dirumah Jodha itu, memang dibuat sedemikian rupa hanya untuk keluarga besar dan orang orang terdekat saja, Jodha tidak ingin diadakan resepsi besar besaran setelah selesai acara akad nikah, walaupun sebenarnya keluarga Jalal bisa mewujudkannya tapi karena Jodha memaksa hanya untuk orang terdekat saja yang bisa hadir di pesta pernikahannya, keluarga Jalal pun menyerah. Dengan balutan kebaya berwarna putih gading dan sanggul jawa yang menghias mahkota rambutnya, Jodha nampak kelihatan sangat anggun dan mempesona, wajah asli keturunan orang Jawa dengan matanya yang bulat, yang selalu tidak bisa membuat mata Jalal berkedip ketika memandangnya, ditambah hidungnya  yang mancung dan bibir yang mungil semakin melengkapi kecantikan seorang priyayi Jawa, sementara itu Jalal yang mengenakan beskap (pakaian adat Jawa untuk pr...

RENDEZVOUS session 2 chapter 1

RENDEZVOUS session 2 chapter 1 Catatan author : cerita ini merupakan kelanjutan perjalanan cinta kasih Jodha dan Jalal yang diterukir di Rendezvous, author sengaja menggunakan judul yang sama, agar para pembaca bisa menarik benang merah yang masih berhubungan dengan sekuel yang pertama, untuk kamu the new readers, ada baiknya untuk membaca sekuel yang pertama dulu RENDEZVOUS Dan cerita ini dimulai ketika putri sulung Jodha dan Jalal yang diberi nama Aram Bano sudah berusia 5 lima tahun Siang itu Jakarta diguyur hujan yang cukup deras, curah hujannya yang menari bagaikan ribuan kerikil yang dilempar dari atas langit, dari dalam mobil Porsche hitamnya Jodha mencoba menengok keatas melalui kaca jendela depan, hujan masih turun cukup deras, sementara kendaraan yang berada didepannya seakan enggan untuk bergerak, siang itu Jodha hanya bisa pasrah dengan kondisi yang harus di hadapinya, macet dan hujan, belum lagi kejadian tadi pagi cukup membuat Jodha mengelus dada ...