RENDEZVOUS session 2 chapter
2
Dirumah Jodha ,,,
“Yaaa
,,, mau cari siapa ?” tanya Zakira yang merasa asing dengan wanita
didepannya
“Apa
benar ,,,, ini rumahnya Jallaludin
Muhammad Akbar ?” Zakira langsung mengangguk, dilihat dari penampilannya yang
pucat dan kuyu, perempuan ini tidak seperti teman teman perempuan Jalal yang
lain ataupun kliennya, yang selalu berdandan cantik dan sexy, Zakira jadi
penasaran, siapa sebenarnya perempuan ini ?
“Maaf
,,, anda siapa ya ? mau bertemu dengan tuan Jalal ?”
“Iyaa,
tuan Jalal ada ? saya Nandhini, teman kuliahnya dulu waktu di Swiss, bisa saya
bertemu dengannya ?”
“Kebetulan
saat ini tuan Jalal sedang tugas di Singapura, tapi nanti malam beliau pulang,
kalau istrinya ada, apa mau ketemu sama istrinya ? saya panggilkan dulu yaa
,,,” belum juga Zakira melangkah masuk ke dalam rumah, tamu tak diundang itu
langsung menghentikan langkah Zakira
“Tidak
usah ! lebih baik saya pulang saja dan tolong berikan kartu nama saya ini pada
tuan Jalal” ujar tamu itu sambil menyerahkan sebuah kartu nama berwarna hitam
keemasan yang dikeluarkannya dari tas Hermes merahnya
Sekilas
Zakira membaca kartu nama itu “Nandhini
Landgraab” CEO Landgraab Industry , pada bagian alamatnya Zakira merasa
asing karena lokasinya bukan di Indonesia melainkan di Australia
“Baiklah,
nanti akan saya berikan ke tuan Jalal, apa ada pesan ?”
“Katakan
saja padanya, kalau saya menunggu telfonnya, terima kasih, permisi” Zakira
langsung mengangguk dan tamu itupun segera berlalu dari rumah Jodha dengan
mobil Alphard putihnya
Tepat
pada saat itu Jodha menghampiri Zakira yang masih termangu diteras
“Heeeiiii
,,,, kamu lagi liatin siapa ? siapa tamunya tadi, kenapa nggak disuruh masuk ?”
pertanyaan Jodha langsung membuyarkan lamunan Zakira
“Eeeeh
,,, ooohh ,,, itu tadi tamunya Jalal, Jo ,,, ini kartu namanya, katanya dia
dulu teman kuliahnya Jalal waktu di Swiss” Jodha langsung mengernyitkan dahinya
sambil menerima kartu nama tersebut
“Nan-dhi-ni
??? rasanya aku baru dengar” ujar Jodha sambil mengira ngira siapa gerangan
tamu misterius tersebut
“Tadi
aku sudah menyuruhnya untuk ketemu sama kamu, tapi dia nggak mau, katanya dia
nunggu telfon dari Jalal, sepertinya penting sekali tapi kalau dilihat dari
dandanannya, dia itu nggak macam kliennya Jalal atau temen temen perempuannya
itu, Jo”
“Ooooh
yaaa ?” Jodha tertawa kecil
“Iyaaa,
penampilannya itu sederhana banget bahkan mukanya juga pucat, cantik sih tapi
pucat” Zakira benar benar penasaran dengan tamu Jalal yang satu ini
“Tapi
dia itu CEO lhoo, Za ,,, nih liat, apalagi nama belakangnya ini sama dengan
nama perusahaannya, bisa jadi dia yang punya perusahaan itu” ujar Jodha sambil
menunjukkan kartu nama itu ke Zakira, Zakira hanya termangu sambil membaca
kartu nama tersebut
“Anyway
,,, by the way busway ,,, mana ni orange jus yang aku pesan ?” Zakira langsung
nyengir kuda, begitu Jodha mengingatkan pesanannya
“Itu
di atas meja tamu ,,, “ sahut Zakira sambil menunjuk kearah meja tamu, Jodha
bergegas berjalan kearah meja tamu dan menyambar gelas orange jusnya kemudian
naik ke lantai atas untuk melihat si kembar, sesaat diabaikannya tamu misterius
Jalal yang baru bertandang ke rumahnya
************************
Malam
harinya ketika Jodha sedang asyik memberikan ASI ke si kembar, setelah selesai
makan malam, ponsel andronya menjerit disebelahnya, dilihatnya Jalal menelfon,
Jodha bergegas menyahut panggilan Jalal
“Iyaaa
sayang ,,, apa kabar ?”
“Semuanya
baik baik saja ?” terdengar suara Jalal diujung sana
“Alhamdulilah
baik, cuma ada PR buatmu ,,,” Jalal langsung menyela
“Sebentar,
sebelum kamu jelasin PR apa itu, aku mau beritahu dulu kalau pesawatku delay
karena ada badai El Nino disini, ini aku masih bertahan dihotel, jadi mungkin
baru besok aku pulang, atau nunggu informasi selanjutnya”
“Baiklah,
yang penting semuanya baik baik saja, aku doakan semoga semuanya membaik”
“Aamiin
,,, anak anak bagaimana ? nggak rewel kan ?” tanya Jalal lagi
“Nggak,
nggak rewel ,,, nii Husain dan Hasan lagi mimi ASI, miminya kenceng banget,
ayah ,,, sampe sampe perutku laper lagi, padahal baru makan lhooo tadi” Jalal
nampak tertawa diujung sana
“Tapi
kamu nggak lupa kan untuk nyediain cemilan disebelahmu ?”
“Iyaaa
,,, nggak pernah lupa laah, apalagi anakmu cowok, dua lagi, jadi mamanya niii
kudu makan banyak” kembali Jalal tertawa
“Oh
iyaa sayang ,,, aku punya berita baik dan
ada juga berita buruk buat kamu” Jalal langsung menghentikan tawanya diujung
sana
“Apa
itu ? berita buruknya dulu ,,, apa ?” kalau udah gini, Jalal mulai serius
“Tadi
pagi Aram nyerang temannya lagi, aku dipanggil ke sekolah lagi , ini sudah yang
ketiga kalinya, sayang ,,, ini yang aku bilang tadi PR buat kamu, karena
menurutnya kamu nggak masalah kalau dia berkelahi dengan temannya”
“Oh
iyaaa ???” Jalal nampak tertegun
“Iyaaa
,,, dia bilang, kalau kamu pernah bilang ke dia kalau dia nggak suka sama
temannya, dia bisa pukul temannya itu, apa benar ?” Jalal hanya bisa geleng
geleng kepala dan merasa kangen dengan putri sulungnya itu
“Maksudku,
bukan gitu ,,,” Jodha langsung menyela ucapan Jalal
“Tapi
dia menerimanya seperti itu, sayang ,,, jadi itu PR buat kamu, gimana caranya
memberikan pengertian ke Aram tentang apa yang sudah dia lakukan selama ini ke
teman temannya”
“Okeee
,,, okeee ,,, nanti aku akan bicara sama dia kalau aku sudah pulang nanti,
sekarang anaknya dimana ?”
“Sepertinya
sih dikamarnya, tadi abis makan malam, aku suruh dia belajar, sementara aku ngasih
ASI dulu ke si kembar, nanti aku liat dia kalau si kembar sudah selesai minum
ASInya”
“Mama,
Aram sudah selesai garap PR nya, betul nggak, ma ?” tiba tiba Aram menyeruak
masuk ke dalam kamar adiknya sambil menunjukkan buku tulisnya yang bertuliskan
hitung hitungan
“Nah,
tuuu dia datang ,,, nii ayah telfon, Aram say hello dulu sama ayah, mana mama
liat PR mu ?” ujar Jodha sambil menyerahkan ponselnya ke Aram dan mengambil
buku tulis Aram, untuk mengeceknya
Sementara
itu Madhu, baby sitter si kembar mengambil Husain dari pelukkan Jodha dan
menaruhnya di box bayi, lalu gantian mengambil Hasan dan memberikannya ke Jodha
untuk gantian minum ASI
“Ayaaahh
,,, kok ayah nggak pulang ?” tanya Aram yang saat itu sudah asyik ngobrol sama
Jalal
“Pesawat
ayah delay, sayang ,,, ditunda berangkatnya karena ada badai El Nino disini”
“Iyaaa
ayah, ayah jangan pulang dulu, paling nanti dua hari lagi, ayah baru bisa
pulang, ayah baek baek aja disana yaa ,,, jangan lupa Aram beliin oleh oleh,
beli oleh olehnya yang banyak yaa ayah ,,, sodara kita kan banyak” diujung sana
Jalal cuma senyam senyum sambil mendengarkan celotehan putrinya
“Belum
lagi disini juga ada bibi Za, bibi Shiva, paman Tete, Ojak, terus bibi Madhu
,,, banyak ayah, jangan lupa yaaa, ayah”
“Kalau
buat adek kembar, apa oleh olehnya ?” tanya Jalal yang sesaat jadi teringat
ketika Jodha baru hamil si kembar, tiba tiba Aram membisikkan sesuatu ditelinga
Jalal ketika mereka sedang mengantri di dokter kandungan
“Ayah, ayah tahu ,,, diperut mama itu adeknya
dua” saat itu Jalal hanya menganggap ucapan Aram sebagai sebuah kebetulan
belaka, namun tiba tiba Jalal berfikir
“Darimana Aram tau kalau badai El Nino ini dua
hari lagi baru reda ? apa itu juga suatu kebetulan belaka ? tapi ketika dulu
ayahnya Jodha meninggal dunia, kenapa Aram bilang kalau kakek Bharmal tadi
datang dan pamitan sama Aram, padahal saat itu kakek Bharmal sedang ada dirumah
sakit, sepertinya ada yang special dengan anak ini”
“Ayaaaah
,,,, kok ayah diam aja siiih” teriakan Aram membuyarkan lamunan Jalal
“Iyaaa
sayang, ayah masih disini, masih dengerin Aram, Aram mau minta oleh oleh apa ?”
“Apa
aja ,,, Aram mau, yang penting ayah baik baik ajaa yaaa”
“Iyaaa,
ayah baik baik saja ,,, oh iyaa mana mama, ayah mau ngomong lagi sama mama” pinta
Jalal
“Ini
,,, mama lagi mimik in adek, mama ,,, ayah mau ngomong” ujar Aram sambil
menyerahkan ponsel itu ke Jodha
“Aram
pegang dulu yaa sayang, mama mau naruh
adek Hasan dulu dibox” Jodha kemudian menidurkan Hasan didalam box bayi,
kemudian mengambil ponselnya dari tangan Aram
“Iyaaa
,,, ada apa sayang ?”
“Sudah
bobok semua ? si kembar ?”
“Sudah
,,, tinggal bobok in Aram sekarang, kenapa ?”
“Nggak
,,, aku cuma ngerasa ada banyak PR kita buat Aram, sepertinya dia itu mempunyai
suatu kelebihan”
“Kelebihan
? kelebihan apa ?” Jodha jadi penasaran begitu mendengar ucapan Jalal
“Nanti
deeh ,,, kalau aku sudah pulang, kita ngomong banyak tentang hal ini, oh iyaa
,,, tadi kamu bilang ada berita baik, apa itu berita baiknya ?”
“Oooh
iyaa, aku baru ingat ,,, tadi siang ada tamu, perempuan, dia nyariin kamu, namanya
Nandhini, dia ngasih kartu nama”
“Nandhini
,,, ???” Jalal berusaha mengingat ingat salah satu temannya yang bernama
Nandhini
“Iyaaa
,,,, dikartu namanya tertera nama Nandhini Landgraab, dia CEO Landgraab
Industry Australia, kamu ingat ?” Jalal masih belum menemukan clue yang pas
untuk nama Nandhini Landgraab
“Oh
iyaa ,,, satu lagi dia bilang, kalau dia itu teman kuliahmu waktu di Swiss”
Jalal langsung teringat begitu Jodha menyebutkan kata Swiss
“Swiss
,,, ? oooh Nandhini ,,,, iyaaa iyaa aku ingat, dia memang teman kuliahku waktu di Swiss, waktu aku mengambil S3
disana, bagaimana kabarnya ?”
Jalal
langsung teringat pada gadis mungil yang mempunyai kecerdasan yang sama seperti
dirinya, sejak awal kuliah Jalal sudah dekat dengan Nandhini, namun sejatinya
Jalal dekat semua teman perempuannya, ketampanan dan kecerdasan Jalal mampu
membuat semua orang kagum dan mendambakan Jalal menjadi pasangannya,
apalagi
di usianya yang baru 25 tahun, Jalal telah menyelesaikan gelar doktornya di Eth
Zurich – Swiss Federal Institute Of Technology
Swiss, itulah mengapa Jalal dijuluki
pakar finansial genius, dimana Jalal mampu memprediksi dan meramalkan krisis ekonomi beberapa tahun yang lalu yang
melanda dunia bahkan diapun telah mengalihkan seluruh uangnya kebeberapa
perusahaan yang selalu mendatangkan laba bahkan pada saat resesi.
Kali
ini salah seseorang dimasa lalunya telah datang dalam kehidupannya yang
sekarang, Jalal jadi teringat pada masa masa kuliah dulu, dimana dirinya selalu
diburu oleh wanita, namun kedatangan Nandhini yang secara tiba tiba kerumahnya,
membuat Jalal jadi bertanya tanya, Jalal tidak mengerti apa tujuan dan maksud
kedatangan Nandhini kerumahnya.
Komentar
Posting Komentar