Langsung ke konten utama

RENDEZVOUS session 2 – chapter 3


RENDEZVOUS session 2 – chapter 3



Dua hari kemudian ,,,,
Benar juga seperti yang dikatakan oleh Aram, Jalal baru bisa pulang ke tanah air setelah badai El Nino reda

Siang itu Jalal langsung pulang ke rumahnya, rasa penasarannya dengan kehadiran Nandhini dirumahnya, membuat Jalal ingin segera mengetahuinya

Ketika Jalal sampai dirumahnya, dilihatnya Tejwan sedang merapikan kebun samping, Tejwan langsung tersenyum begitu melihat Jalal

“Selamat siang, tuan ,,,” Jalal hanya mengangguk kecil dan kembali masuk ke dalam rumah melalui pintu samping yang langsung tembus ke dapur, didapur dilihatnya Shivani sedang asyik membuat minuman, sepertinya ada tamu yang datang, tadi didepan Jalal juga melihat ada mobil Inova hitam yang terparkir didepan rumahnya, tapi kenapa Jodha tidak menjamunya diruang tamu ?

“Shiva, ada tamu siapa ?” Shivani yang saat itu lagi asyik buat minuman, langsung kaget begitu Jalal muncul didepannya

“Yaaa ampuuun !!! tuan Jalal, ngagetin aja ,,, itu tamunya nyonya, dari majalah apa gitu nggak tahu, lagi interview nyonya Jodha diruang kerja”
“Di atas ,,, ?” Shivani langsung mengangguk

“Yaa sudah sini, biar aku aja yang anterin ke atas” Jalal segera mengambil baki yang berisi minuman yang dibuat oleh Shivani tadi dan membawanya ke atas menuju ke ruang kerja Jodha

Begitu sampai diruang kerja Jodha yang pintunya setengah terbuka, Jalal bisa mendengar percakapan Jodha dengan tamunya yang sepertinya berjumlah dua orang, dari kilatan blitz yang terpancar dari ruang kerja Jodha, Jalal bisa menduga kalau tamu Jodha itu fotografer dan wartawannya

“Apa tidak ada niatan untuk kembali ke dunia entertainment lagi, Jo ?” sekilas terdengar Jodha tertawa kecil

“Sebenarnya sih benar benar keluar dari dunia entertainment itu nggak, karena sampai saat ini aku masih diminta untuk bikin beberapa produk iklan, tapi kalau disuruh ikut show di cat walk seperti dulu, memang sudah nggak, karena aku sudah nggak punya waktu lagi, waktuku sudah terbagi bagi untuk suami, anak anak, rumah, apalagi aku juga baru melahirkan si kembar”

“Oooh yaa, berapa usianya sekarang si kembar ?” sela si wartawan, sementara sang fotografer masih terus mengambil foto Jodha dari beberapa angel
“Sudah lima bulan, cowok semua, sekarang lagi lucu lucunya”
“Kalau Aram ?” tanya si wartawan lagi

“Aram sekarang usianya sudah lima tahun, saat ini dia sudah di TK B, tapi sekarang anaknya sedang sekolah” tepat pada saat itu Jalal yang sudah sedari tadi nunggu didepan pintu, akhirnya menyeruak masuk ke dalam ruang kerja Jodha

“Selamat siang, ada yang pesan minuman disini ?”
“Jalal ,,, !!!!” Jodha langsung kaget dan berdiri begitu melihat suaminya pulang
“Apa kabar sayang ?” Jalal segera meletakkan baki minuman itu dimeja lalu menghampiri Jodha dan memeluknya erat sambil mencium kedua pipinya
“Semuanya baik baik saja ?” Jalal mengangguk

“Everything is fine ,,, it’s okay ,,,”
“Oooh iyaa, Jalal ,,, kenalkan mereka ini dari majalah Wanita, ini Fanny dan itu Robby, kenalkan ini suamiku, Jalal”
“Selamat siang, tuan Jalal ,,,” Jalal lalu berkenalan dengan kedua tamu Jodha
“Jo, aku mandi dulu yaa ,,,” Jodha mengangguk seraya berkata
“Perlu aku bantuin bongkar kopermu ?” Jalal langsung menggeleng

“Nggak usah, kamu selesaiin dulu aja interviewnya” Jalal bergegas keluar dari ruang kerja Jodha menuju ke kamarnya sendiri, sementara Jodha kembali sibuk dengan kedua tamunya

Hingga akhirnya acara interview itu pun berakhir, setelah mengantarkan kedua tamunya sampai gerbang depan, Jodha bergegas lari ke dapur dan membuat secangkir kopi dan teh untuk Jalal, kemudian Jodha naik keatas, dicarinya suaminya dikamar mereka ternyata Jalal nggak ada disana

Jodha yakin kalau Jalal pasti ada diruang kerjanya dan bener juga Jalal nampak asyik sedang membaca koran diruang kerjanya
“Noock ,,, noock ,,, boleh aku masuk ?” kepala Jodha langsung menyembul dari balik pintu ruang kerja Jalal, Jalal yang saat itu sedang duduk disofa segera menyibakkan korannya dan melirik kearah Jodha seraya berkata

“Masuklah ,,, tamunya sudah pulang ?” tanya Jalal sambil melipat korannya
“Sudah ,,, tadi mau pamit sama kamu tapi kamunya masih mandi, ini  aku buatin kopi sama teh, mau yang mana ?” tanya Jodha sambil menutup pintu ruang kerja Jalal, lalu berjalan mendekatinya dan meletakkan dua cangkir tersebut diatas meja

“Aku mau kopi saja ,,, tapi sini dulu, aku kangeeeen sama kamu” ujar Jalal sambil menarik Jodha agar mendekat kearahnya, Jodha langsung menggelanyut manja sambil melingkarkan lengannya dipinggang Jalal seraya berkata
“Aku juga kangen sama kamu ,,,” Jalal lalu mencium kening Jodha mesra, Jodha segera mendongakkan wajahnya keatas, menatap kearah Jalal yang saat itu juga sedang menatap Jodha dengan penuh cinta, sesaat ketika kedua bibir itu ingin bertemu tiba tiba terdengar suara pintu dibuka dengan keras

“Ayaaaaaaahhhh ,,,, !!!!!”
Putri sulung mereka, Aram Bano langsung menyeruak masuk, membuyarkan kemesraan Jalal dan Jodha yang langsung kaget begitu melihat Aram      
“Heiiii ,,,, Aram, kok nggak ketok pintu dulu, bilang assalamualaikum dulu dooong” Aram langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan mungilnya begitu mendengar ucapan Jalal, seraya berkata  

“Uuupsss !!! iyaaa Aram lupa ,,, assalamualaikum, ayah ,,, mama” ujar Aram sambil mengangguk anggukkan kepalanya didepan Jalal dan Jodha, lalu  mengecup tangan Jalal dan Jodha

“Waalaikumsalam, sayang ,,, nah ini baru namanya anak ayah yang paling pintar” Jalal lalu mencium kedua pipi Aram yang chubby dan memeluknya erat, sementara Jodha hanya tersenyum melihat tingkah putrinya yang menggemaskan sambil menyesap tehnya perlahan, kemudian Aram duduk diantara Jalal dan Jodha

“Ayah nggak lupa kan bawa oleh oleh ? oleh oleh yang banyak ? asyiiiik ,,,,” Jalal hanya mengangguk anggukkan kepalanya mengiyakan pertanyaan Aram
“Ayah sudah bawa oleh oleh yang banyak Aram dan sodara  sodara yang lain, tapi sebelum kita buka oleh olehnya, ayah mau tanya dulu sama Aram, boleh ?” Aram langsung mengangguk dengan tatapan innocentnya, sementara Jalal mulai menyesap kopi buatan Jodha

“Ayah, mau tanya sama Aram, kenapa kemarin Aram mukul teman Aram lagi  ? apa ayah nyuruh Aram berbuat seperti itu ?” Aram langsung menyela

“Kan ayah yang bilang sendiri sama Aram waktu itu, kalau Aram nggak suka sama temen Aram, Aram boleh mukul temen Aram, untuk ngasih pelajaran ke dia, kemarin itu Vino ngata ngatain Aram karena Aram nggak jadi Elsa dikelas ballet” Jalal dan Jodha saling memandang satu sama lain sambil mendengarkan pembelaan Aram

“Tapi dia nggak nyerang Aram duluan kan ? gini sayang ,,, dengar kata ayah, maksud ayah bilang seperti itu, kalau ada teman Aram yang mulai berbuat yang nggak nggak seperti mukul Aram duluan, Aram nggak suka kan ? Aram baru boleh membela diri tapi ingat bukan Aram duluan yang memulai, karena sebenarnya berkelahi itu nggak baik, sayang ,,,”

Aram mengangguk anggukkan kepalanya sambil memperhatikan ayahnya
“Aram ngerti maksud ayah ? jadi ayah nggak mau denger lagi kalau mama dipanggil sama ibu kepala sekolah gara gara Aram mukul temen Aram lagi, Aram janji ?” kembali Aram menganggukkan kepalanya

“Kalau gitu sekarang Aram berjanji sama ayah dan mama kalau Aram nggak akan mukul temen Aram lagi” Aram lalu melirik kearah Jodha yang sedari tadi hanya diam memperhatikan dirinya sambil tersenyum

“Aram berjanji kalau Aram tidak akan pukul temen Aram lagi” Jalal langsung memeluk Aram dari arah belakang sambil menghujaninya dengan ciuman sehingga membuat Aram geli dan tertawa terkekeh kekeh
“Nah gitu dooong ! itu baru namanya anak ayah” Aram hanya tertawa kegelian, sedangkan Jodha hanya bisa geleng geleng kepala melihat ulah ayah dan anak ini

“Oh iyaaa, ma ,,, mana kartu nama temanku itu ? si Nandhini ,,, “
“Ada di ruang kerjaku, sebentar aku ambil” Jodha lalu berdiri dan meninggalkan mereka berdua, begitu Jodha pergi, tiba tiba Aram berbisik ketelinga Jalal

“Ayah tahu, dari kemarin mama bingung mikirin ayah” Jalal pura pura kaget
“Oooh yaa ? apa mama bilang sama kamu ?” Aram menggelengkan kepalanya
“Aram tau aja ! hihihihihi ,,, adek botak juga tahu ,,,, hihihi” ujar Aram sambil menutup mulutnya dengan tangannya yang mungil

“Adek botak ? siapa itu adek botak ?”
“Adeknya Aram, masa ayah nggak tahu ? oh iyaa ,,, ayah, rumahnya Oshin yang didepan sana siapa yang nempatin ?”
“Bukannya rumah Oshin itu masih kosong ? ayah liat belum ada yang menempati”

“Ada, ayaaah ,,, perempuan, mukanya serem, Aram takut !” saat itu Jodha masuk ke dalam ruang kerja Jalal seraya berkata
“Aram takut sama siapa ? niii ,,, kartu namanya, ayah” Jodha lalu memberikan kartu nama itu ke Jalal, sesaat Jalal membaca kartu nama tersebut, sementara Jodha duduk lagi disebelah Jalal lalu memangku Aram diatas pangkuannya dan bertanya

“Aram takut sama siapa ?”
“Sama tetangga baru kita, itu  dirumahnya Oshin, tadi waktu Aram turun dari mobil, orang itu juga baru turun dari mobil lalu masuk ke dalam rumahnya Oshin, Aram sempet liat mukanya, mukanya serem, ma” Jodha jadi penasaran
“Masa sih ,,,  ? bukannya rumahnya Oshin itu masih kosong ?” tanya Jodha sambil melirik kearah Jalal yang saat itu sedang sibuk dengan ponselnya

Sementara itu Aram masih terus berusaha meyakinkan ibunya tentang tetangga baru mereka yang menempati rumah Oshin yang sudah kosong selama 6 bulan ini, karena Oshin harus pulang kenegaranya sendiri, Jepang 

Sedangkan Jalal, akhirnya bisa terhubung dengan Nandhini, teman kuliahnya dulu di Swiss

“Hallo ,,, selamat sore, apakah saya bisa bicara dengan Nandhini ?”
“Iyaaa ,,, saya sendiri Nandhini, dengan siapa saya bicara ?” suara Nandhini akhirnya terdengar diujung sana

“Nandhini ! apa kabar ,,,  ? ini aku Jalal” ujar Jalal dengan suaranya yang riang dan menyenangkan, sementara Nandhini nampak terdiam membisu
“Dhini ,,, apakah kamu masih disana ?” tanya Jalal cemas
“Iyaaa, Jalal ,,, aku masih disini, aku hanya merasa terharu, bahagia ,,, karena akhirnya aku bisa bertemu denganmu lansung”
“Datanglah kerumahku, kita makan malam bersama dengan istri dan anak anakku” pinta Jalal

“Aku nggak bisa, Jalal ,,,” Jalal langsung menyela ucapan Nandhini
“Tidak ada kata nggak bisa, Dhini ,,, kemarin aku bisa kan kerumahku  ? jadi apa susahnya ? aku ingin mengenalkan kamu sama istri dan anakku, jadi kamu harus datang, atau mungkin kita ketemu di restaurant mana gitu ? terserah kamu mau dimana, nanti kami datang kesana, bagaimana ?”

Kembali Nadhini hanya terdiam, hanya hembusan nafasnya yang terdengar di telinga Jalal, Jalal jadi merasa aneh dengan temannya yang satu ini karena dulu ketika mereka kuliah bareng, Nandhini termasuk cewek yang periang dan suka ngocol

Tapi kali ini setelah kurang lebih 12 tahun mereka tidak bertemu, Jalal merasa ada yang aneh dengan sikap Nandhini, Nandhini jadi dingin, tidak hangat dan terbuka seperti dulu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RENDEZVOUS session 2 chapter 7

Siang itu Jalal akhirnya pulang kerumah, begitu deru suara mobil BMW hitam Jalal masuk ke garasi, Jodha yang saat itu sedang ngobrol dengan Zakira, langsung menghentikan obrolannya "Zakira, suamiku pulang, aku tinggal dulu yaa, kamu selesaikan yang lainnya dulu, okay ?" Jodha bergegas keluar ruang kerjanya untuk segera menyambut suaminya, begitu Jodha turun kebawah dilihatnya Jalal baru masuk lewat pintu samping "Sayang, bagaimana keadaan Nandhini ? apa sudah membaik ?" Jalal langsung tersenyum begitu melihat kecemasan diwajah Jodha "Dia baik baik saja sekarang, dia sudah dalam penanganan yang terbaik, kamu nggak usah khawatir" "Syukurlah kalau begitu, aku sudah sangat khawatir dari tadi, apalagi ponselmu juga susah dihubungi, kamu pasti lupa ngecas ya ?" ujar Jodha sambil menggelanyut manja dilengan Jalal, Jalal hanya tersenyum melihat tingkah istrinya "Iyaa ,,, aku lupa" "Ya udah, sekara

DEJA VU bagian 40

  DEJA VU bagian 40 Di rumah   Jalal dan Jodha ,,,, “Mungkin memang ada baiknya juga anak yang kukandung ini pergi, karena kita berdua belum bisa menjadi orangtua yang baik untuknya, Jalal” ujar Jodha sedih “Tapi kita masih bisa memperbaikinya, sayang ,,, kita berdua, kita jalani lagi lembaran yang baru, kamu mau kan ?” pinta Jalal dengan nada mengiba, Jodha hanya menatap Jalal dengan tatapannya yang nanar, sesaat Jodha menghela nafasnya cukup dalam, lalu dipegangnya kedua pipi Jalal yang selalu merekah merah bila marah, sesaat kedua mata mereka berbicara dalam diam, ada sebuah kerinduan yang tertahan disana, hingga akhirnya Jodha pun menganggukkan kepalanya “Terima kasih, sayang” Jalal segera menghamburkan pelukkannya ketubuh Jodha, Jodha pun membalas pelukkan Jalal dengan perasaan haru, sesaat mereka berdua merasakan kehangatan tubuh keduanya yang menggelanyar disekujur tubuh, kemudian Jalal merenggangkan pelukkannya dan diciuminya kedua pipi Jodha yang basah oleh air

RENDEZVOUS session 2 chapter 2

RENDEZVOUS session 2 chapter 2 Dirumah Jodha ,,, “Yaaa ,,, mau cari siapa ?” tanya Zakira yang merasa asing dengan wanita didepannya           “Apa benar    ,,,, ini rumahnya Jallaludin Muhammad Akbar ?” Zakira langsung mengangguk, dilihat dari penampilannya yang pucat dan kuyu, perempuan ini tidak seperti teman teman perempuan Jalal yang lain ataupun kliennya, yang selalu berdandan cantik dan sexy, Zakira jadi penasaran, siapa sebenarnya perempuan ini ? “Maaf ,,, anda siapa ya ? mau bertemu dengan tuan Jalal ?” “Iyaa, tuan Jalal ada ? saya Nandhini, teman kuliahnya dulu waktu di Swiss, bisa saya bertemu dengannya ?” “Kebetulan saat ini tuan Jalal sedang tugas di Singapura, tapi nanti malam beliau pulang, kalau istrinya ada, apa mau ketemu sama istrinya ? saya panggilkan dulu yaa ,,,” belum juga Zakira melangkah masuk ke dalam rumah, tamu tak diundang itu langsung menghentikan langkah Zakira “Tidak usah ! lebih baik saya pulang saja dan tolong berikan