RENDEZVOUS session 2 chapter
4
Jalal benar benar merasa
heran dengan sikap Nandhini yang berubah, Nandhini tidak sehangat dan
terbuka seperti yang dulu, Nandhini lebih banyak diam, tidak banyak
berceloteh seperti yang dulu
"Dhin ,,,, gimana ? kamu mau kan datang kerumahku atau kita ketemu dimana gitu ?"
"Baiklah, nanti malam aku akan datang kerumahmu" akhirnya suara Nandhini terdengar kembali
"Okeee, kami akan menunggu kedatanganmu nanti malam ,,,"
"Baiklah, sampai ketemu nanti malam ,,,," tiba tiba suara telfon terputus, Jalal jadi semakin heran dengan tingkah teman lamanya ini
******
Malam harinya, akhirnya
Nandhini datang memenuhi undangan makan malam bersama Jalal sekeluarga,
malam itu Nandhini datang bersama sekretarisnya yang bernama Nicole
Smith, seorang wanita berkebangsaan Australia yang memiliki garis wajah
yang tegas dengan rahangnya yang persegi dan asistennya yang bernama
Clara, seorang gadis asli Indonesia dengan wajahnya yang bulat telur
Jalal langsung menyambut
kedatangan Nandhini dengan senyuman hangatnya, begitu Nandhini tiba
dirumahnya, sementara Jodha mengekor dibelakang Jalal
"Dhiniiiii ,,,, apa
kabar ,,, ????" Jalal berjalan kearah Nandhini sambil mengembangkan
tangannya kesamping lalu memeluk Nandhini erat, Nandhini hanya tersenyum
lirih dan membalas pelukkan Jalal
"Kabarku baik baik saja,
Jalal ,,, ternyata kamu masih sama seperti yang dulu yaa" puji Nandhini
sambil memperhatikan Jalal dari atas kebawah
"Oooh yaaa ,,," Jalal lalu melepas pelukkannya seraya berkata
"Berarti aku awet tua yaa, bukan awet muda, je ne suis plus jeune, femme"
"mais tu es toujours beau, seigneur" sahut Nandhini, kembali Jalal tertawa kecil sambil berkata
"Ternyata kamu masih ingat juga dengan bahasa Prancis"
"Kamu juga sama, logat
dan aksen Perancismu juga masih kental terdengar" puji Nandhini dengan
senyuman khasnya, Jalal hanya tertawa mendengarnya sambil melirik kearah
Jodha yang sedari tadi diam mematung disana, memandang kearah mereka
dan menunggu perintah dari Jalal
"Oooh iyaa ,,, Dhin,
kenalkan ini istriku, Jodha ,,, Jodha, kemarilah, sayang" Jodha bergegas
berjalan menuju ke Jalal dengan senyum diwajahnya
"Selamat malam, Nandhini
,,,, saya Jodha" Nandhini tersenyum sambil menyambut tangan Jodha yang
terulur kearahnya dan menjabatnya erat, Nandhini bisa merasakan begitu
hangatnya tangan Jodha yang mengalirkan energy positif kedirinya
"Jalal, kamu memang
nggak salah pilih, istrimu cantik juga, kabarnya mantan peragawati yaaa"
Nandhini memuji Jodha tulus, Jodha nampak kaget ketika Nandhini
menguak sedikit biodatanya
"Yaaa begitulah ,,, " sahut Jodha sambil melirik kearah Jalal
"Dhinni emang gitu, Jo
,,, kalau dia mau ketemu sama seseorang, dia selalu cari tahu dulu
biodata orang tersebut" Jalal ikut menimpali pembicaraan mereka
"Kalau gitu, gimana
kalau ngobrolnya kita pindah ke meja makan saja ? kebetulan makanannya
sudah aku siapkan disana" pinta Jodha sambil mengajak Nandhini masuk ke
dalam rumah
"Baiklah ,,, oh iya,
kenalkan ini Nicole Smith, dia ini sekretarisku dan ini Clara,
asistenku, mereka ini yang selalu menemani aku kemana mana" ujar
Nandhini sambil berjalan mengekor diantara Jalal dan Jodha
Sementara kedua gadis
tersebut nampak mengekor dibelakang Nandhini, seakan akan ingin
memastikan kalau nyonya besarnya ini dalam keadaan baik baik saja,
kemudian mereka berkenalan dengan Jalal dan Jodha
Saat itu, Aram sudah
duduk manis di salah satu kursi yang ada disana, sementara si kembar
Hasan dan Husain juga ada disana dalam gendongan Madhu dan Zakira,
sedangkan Shivani dan Tejwan juga sudah ada disana menunggu kedatangan
mereka
"Aram,,, sini sayang,
kenalan dulu sama teman ayah, namanya tante Nandhini" Aram lansung turun
dari kursinya dan berjalan mendekat kearah Jalal, kemudian mendongak
keatas dan dipandanginya wajah Nandhini cukup lama dengan mata bulatnya
yang mirip mata Jodha
"Tante lagi sakit yaa ?"
tiba tiba Aram mulai buka suara dengan logat cadelnya, sementara yang
lain termasuk Jalal dan Jodha hanya tersenyum melihat tingkah Aram
"Aram, tante Dhini ini
baek baek saja, sayang ,,, maaf, Dhini ,,, Aram memang suka seperti itu,
oh iya itu jagoan kembarku" Jalal mencoba menjernihkan suasana sambil
mengalihkan perhatian Nandhini dengan menunjuk kearah si kembar
"Nggak papa, Jalal ,,,
Aram benar, aku memang sedang sakit, lagi nggak enak badan, kamu benar,
sayang ,,, tante memang sedang sakit, Aram tau darimana ?" tanya
Nandhini sambil membungkuk kearah Aram
"Aram tau aja, hidung tante suka berdarah yaaa ,,,," Nandhini langsung berdiri dengan perasaan canggung dan senyuman getirnya
"Bagaimana kalau kita makan malam dulu ? keburu dingin makanannya"
Jodha langsung
mencairkan suasana yang sedikit kikuk diantara mereka, Jalal juga
mengikuti saran Jodha sambil menarik kursi untuk Nandhini, kemudian
ditariknya kursi untuk Jodha disebelah kursinya dan Aram duduk disebelah
kursi Jalal yang satunya, sedangkan si kembar dibawa keatas oleh Madhu
dan Zakira
Malam itu mereka mulai
menikmati makanan buatan Jodha sambil mengenang masa lalu, Jalal begitu
antusias mengulang kembali kisah mereka masa masa kuliah dulu,
sedangkan Nandhini hanya menimpali sesekali saja, dirinya lebih banyak
mendengarkan, sama seperti Jodha yang sedari tadi juga hanya menjadi
pendengar yang baik, sambil meladeni Aram yang nampak tenang menikmati
makanannya
Hingga akhirnya saat
dessert tiba ,,, Jodha bergegas berdiri dan berjalan kearah dapur untuk
mengambil brownies melted buatannya dari dalam lemari es, setelah
selesai diplating, Jodha segera membawa kue brownniesnya itu ke meja
makan dan menyajikannya satu per satu ke tamu tamunya
"Waaah ,,, brownies" Nandhini nampak takjub dengan brownies yang ada didepannya
"Kamu yang membuatnya sendiri, Jodha ?" Jodha mengangguk membenarkan ucapan Nandhini
"Ini favourite Jalal, Jalal sangat suka sama brownies"
"Oh iyaa ,,, Salim juga suka" tiba tiba tanpa sadar Nandhini menyebut sebuah nama, membuat Jalal dan Jodha jadi penasaran
"Salim ,,, ?" Nandhini
lansung mengangguk sambil menyendokkan potongan brownies itu ke dalam
mulutnya, begitu Jalal menyebut nama itu
"Salim itu ,,, anak tunggalku, dia suka sekali sama brownies"
"Berapa usianya ?" Jodha ikutan menimpali pernyataan Nandhini
"11 tahun ,,,"
"Tunggu tunggu ,,,, 11
tahun ? tadi kamu bilang kalau kamu baru 7 tahun menikah sama suamimu
Malcolm Landgraab tapi anakmu ini sudah 11 tahun ? jadi itu artinya
Salim ini bukan anaknya Mr. Landgraab ?" Jalal mulai penasaran dengan
anak tunggal Nandhini
Nandhini hanya
menggeleng lemah, sesaat ruang makan itu hening, semua orang hanya diam
membisu, tiba tiba suara Aram melengking memecah kesunyiaan diantara
mereka
"Ayah ,,, tante itu sakit ,,,"
"Aram, sudah, sayang" Jodha mencoba menenangkan putrinya
Sementara Jalal maih penasaran dengan apa yang terjadi pada Nandhini
"Lalu siapa ayahnya
Salim, Dhin ? apa Salim sudah tahu siapa ayahnya ?" kembali Nandhini
hanya bisa menggeleng lemah, tidak ada ucapan sepatah katapun dari
bibirnya, sementara kedua anak buah Nandhini mulai nampak was was dan
gelisah, ketika melihat perubahan diwajah bossnya
"Apa ayah Salim ada di Indonesia ?" kembali tidak ada jawaban, Jalal jadi semakin penasaran dengan Nandhini
"Dhin, apa kamu pulang ke Indonesia ini untuk bertemu dengannya ?"
"Ayah ! tante itu sakit
!" tiba tiba Aram kembali berteriak kearah Jalal, Jodha langsung
menghampiri Aram dan mulai menggendongnya
"Ayooo, Aram ,,, sudah
malam, lebih baik Aram bobok dulu yuuk, sini mama gendong" Jodha
membujuk Aram untuk ikut bersamanya, awalnya Aram menolak tapi setelah
Jalal ikut meminta Aram untuk tidur terlebih dulu bareng Jodha, akhirnya
Aram pun menurut lalu berpamitan pada tamu tamu ayahnya
Namun belum juga Jodha
yang saat itu sedang menggendong Aram melangkahkan kakinya ke anak
tangga pertama, tiba tiba Jodha mendengar teriakan Jalal dan kedua anak
buah Nandhini dari arah ruang makan
"Nandhini ,,, !!!!"
"Bu Dhiniiiii ,,,, !!!!!!"
Jodha dan Aram saling
berpandang pandangan, Jodha segera berlari kembali kearah ruang makan
bersama Aram yang masih dalam gendongannya, sesampainya disana Jodha
melihat Jalal sedang berusaha membangunkan Nandhini yang saat itu
pingsan, terkulai lemas dilengannya dan dilihatnya darah mengalir dari
hidung Nandhini
"Ada apa, Jalal ?" tanya Jodha panik
"Aku nggak tau, Jo ,,, tiba tiba saja Nandhini pingsan" suara Jalal juga terdengar cemas
"Kita bawa kerumah sakit saja, pak !" pinta Clara, asisten Nandhini
"Yes, we have to go to the hospital quickly !" Nicole ikut menimpali
"Kalau sudah begini, bu Dhini harus segera mendapat penanganan dokter secepatnya, pak" sahut Clara lagi
"Apa perlu aku telfon ambulance ?" sela Jodha yang sangat khawatir begitu melihat keadaan Nandhini
"Itu lebih baik, Jo ,,, cepat kamu telfon ambulance sekarang" sahut Jalal cemas
Tak lama kemudian
Nandhini sudah dibawa pergi dengan ambulance menuju ke rumah sakit
dokter Humayun, ayah Jalal, sementara itu Jalal membuntutinya dari
belakang dengan mobil sport BMW-nya, begitu pula kedua anak buah
Nandhini, sedangkan Jodha bertahan dirumah bersama anak anak dan
pembantu rumah tangga mereka
Begitu sampai di rumah
sakit, Nandhini langsung mendapat penanganan secepatnya, Jalal benar
benar gelisah, pikirannya tidak menentu, Jalal merasa apakah perubahan
sikap Nandhini saat ini dikarenakan penyakitnya ini ?
"Sebenarnya ibu Dhini itu sakit apa ?"Jalal mencoba mengorek informasi dari anak buah Nandhini yang bernama Clara
"Leukimia, pak ,,, bu
Dhini sudah menderita penyakit ini cukup lama" sahut Clara dengan
perasaan cemas, sementara Nicole nampak sibuk menelfon seseorang
"Apa suaminya sudah tahu tentang penyakitnya ini ?" Clara segera mengangguk
"Sudah ,,, Mr. Landgraab sudah tahu, bahkan sejak mereka belum menikah"
"Apa kamu sudah lama jadi asistennya bu Dhini ?"
"Saya sudah menemaninya
sejak bu Dhini menikah dengan Mr. Landgraab, kalau Nicole baru setelah
bu Dhini jadi CEO diperusahaan Mr. Landgraab, baru dua tahun ini" Jalal
mengangguk angguk mendengarkan penjelasan Clara
"Lalu apa kamu tahu siapa suami bu Dhini dulu ? maksudku ayahnya Salim ?" Clara langsung menggeleng
"Saya tidak tahu, pak ,,, bu Dhini tidak pernah cerita pada saya"
"Lalu bagaimana dengan Salim ? maksudnya bagaimana sifatnya ?" Jalal jadi penasaran dengan anak tunggal Nandhini
"Salim anak yang baik,
dia sangat sayang sama ibunya, dia juga anak yang sangat cerdas,
walaupun usianya baru 11 tahun, tapi dia bisa mengerjakan soal soal
pelajaran anak yang gradenya advance, kalau disini disebut SMP yaa ?
padahal dia masih ada di grade elementary" Jalal sesaat terdiam sambil
terus mendengarkan penjelasan Clara
Jalal merasa sepertinya
ada kesamaan antara dirinya dengan Salim, dulu Jalal juga mampu
mengerjakan soal soal pelajaran SMP ketika dirinya masih berada dibangku
SD, bahkan Jalal mampu menyelesaikan S3 nya ketika usianya baru 25
tahun
Komentar
Posting Komentar